Pernah membaca buku The Madness fo God ? Kalau sudah, mari kita diskusi. Saya menilai konsep berfikir yang luar biasa ditorehkan melalui tangannya Daud Ibrahim Shawni ( penulis ). Hidup ini ada 2 pilihan, benar dan salah. 2 kemungkinan itu masing-masing memiliki konsekswensi yang berbeda. Pemilihan jalan yang benar/lurus membawa pada perubahan yang lebih baik, secara kualitas maupun kuantitas. Sedangkan pemilihan jalan yang salah/bengkok akan membawa diferensiasi bahkan dekadensi secara kualitas maupun kuantitas.
Tuhan menciptakan makhluk lebih dari apa yang kita fikirkan, kita hitung, bahkan kita perkirakan sekalipun. Tapi paling tidak, kalau kita menengok beberapa kutipan dari kalam Illahi dalam Al-qur’an, ada 3 makhluk yang menjadi miniature peradaban kehidupan ini, yaitu Malaikat, Iblis, dan Manusia. Ketiga makhluk itu masing-masing memiliki fungsi dan peran yang berbeda. Tentu Tuhan yang lebih tau mana yang pantas dan layak disandingkan terhadap ketiganya. Malaikat misalnya, makhluk yang senantiasa bertasbih dan bertahmid, hidupnya sepenuhnya dipersembahkan untuk menyembah pada Tuhan. Dia memiliki fungsi sebagai “staf” Tuhan dengan tugas yang berbeda antar satu dengan lainnya. Kemudian manusia, dia memiliki peran kekhalifahan untuk memberdayakan bumi dengan segala potensi yang di kandungnya. Berbeda dengan malaikat, manusia adalah makhluk “labil” yang memiliki potensi keta’atan dan kekufuran, tapi Tuhan adil, selalu membuka pintu pembersihan bagi siapapun yang mau mengakui dan memperbaiki kondisi penghambaan makhluknya.
Sekarang bagaimana dengan Iblis ??????
Apakah dia memang diciptakan untuk melakukan kemunkaran dan menggota manusia agar terpedaya dari ketaatan pada Tuhan? Ketika kita melakukan dosa, kita langsung memohon pada Tuhan agar menjauhkan godaan Iblis dalam hidup kita,, tapi ternyata Iblis pun protes, apa salahku? Bukankah aku dikutuk untuk menggoda manusia, aku taat pada Tuhan dengan melakukan tugaskan, tapi sekarang ketika aku menggoda dan menggelincirkan manusia, manusia membenciku, Tuhanpun malah murka padaku. Dimana letak keadilan Tuhan ???? Iblis menggungat !!!!.
Wahai Manusia, aku sama sepertimu, aku tak mungkin bisa bergerak tanpa kuasa Tuhan, ketika aku menggodamu, Tuhanlah yang menggerakan tubuhku untuk melakukan itu. Jadi kau jangan membenci aku, tapi bencilah orang yang menggerakanku !
Nah, dalam buku inilah semuanya diekplorasi. Namun saya mengingatkan agar hati-hati dalam membacanya, karena bisa menggelincirkan fikiran kita sendiri.
Berikut kutipannya :
Kau bilang Adam berdosa gara-gara hasutanku? Kalau begitu, atas hasutan siapa aku melakukan dosa? Aku sebenarnya melakukan apa yang Dia perintahkan, dan aku sepenuhnya patuh pada keinginan Allah. Mau bagaimana lagi? Tak ada ruang yang luput dari kuasa-Nya. Aku bukanlah tuan bagi keinginanku sendiri.
Aku menyembah Allah selama 700 ribu tahun! Tak ada tempat tersisa di langit dan bumi di mana aku tak menyembah-Nya. Setiap hari aku berkata pada-Nya, “Ya Allah, anak keturunan Adam menolak-Mu, namun Engkau tetap bermurah hati dan meninggikan mereka. Tapi aku, yang mencintai dan memuja-Mu dengan pemujaan yang benar, Engkau buat menjadi hina dan buruk rupa.”
Lihatlah segala penderitaan dan kesengsaraan yang telah ditimpakan-Nya atas dunia ini. Lihatlah betapa Monster itu melakukan semuanya hanya untuk menghibur diri! Jika ada yang terlihat murni, dibuat-Nya ternoda! Jika ada yang manis, Dia buat masam! Jika ada yang bernilai, dibuat-Nya jadi sampah! Dia tak lebih dari sekadar Badut dan Pesulap Murahan, Pembohong Gila! Dan kegilaan-Nya masih terus membuatku lebih gila lagi!
The Madness of God menjadikan ketergelinciran Iblis, dan dakwaannya kepada Tuhan karena telah “menyesatkannya”, sebagai landasan bagi pertanyaan-pertanyaan mengenai kemungkinan kehendak-bebas di hadapan kemahakuasaan Tuhan. Pertanyaan yang berulang kali diajukan adalah: jika Tuhan Mahakuasa, dan tiada sesuatu pun yang dapat terjadi di luar kehendak-Nya, maka bagaimana mungkin makhluk dapat disalahkan karena dosa-dosanya?
Oke kawan2, Silahkan anda beli bukunya dan baca,,,,, luar biasa !
Tuhan menciptakan makhluk lebih dari apa yang kita fikirkan, kita hitung, bahkan kita perkirakan sekalipun. Tapi paling tidak, kalau kita menengok beberapa kutipan dari kalam Illahi dalam Al-qur’an, ada 3 makhluk yang menjadi miniature peradaban kehidupan ini, yaitu Malaikat, Iblis, dan Manusia. Ketiga makhluk itu masing-masing memiliki fungsi dan peran yang berbeda. Tentu Tuhan yang lebih tau mana yang pantas dan layak disandingkan terhadap ketiganya. Malaikat misalnya, makhluk yang senantiasa bertasbih dan bertahmid, hidupnya sepenuhnya dipersembahkan untuk menyembah pada Tuhan. Dia memiliki fungsi sebagai “staf” Tuhan dengan tugas yang berbeda antar satu dengan lainnya. Kemudian manusia, dia memiliki peran kekhalifahan untuk memberdayakan bumi dengan segala potensi yang di kandungnya. Berbeda dengan malaikat, manusia adalah makhluk “labil” yang memiliki potensi keta’atan dan kekufuran, tapi Tuhan adil, selalu membuka pintu pembersihan bagi siapapun yang mau mengakui dan memperbaiki kondisi penghambaan makhluknya.
Sekarang bagaimana dengan Iblis ??????
Apakah dia memang diciptakan untuk melakukan kemunkaran dan menggota manusia agar terpedaya dari ketaatan pada Tuhan? Ketika kita melakukan dosa, kita langsung memohon pada Tuhan agar menjauhkan godaan Iblis dalam hidup kita,, tapi ternyata Iblis pun protes, apa salahku? Bukankah aku dikutuk untuk menggoda manusia, aku taat pada Tuhan dengan melakukan tugaskan, tapi sekarang ketika aku menggoda dan menggelincirkan manusia, manusia membenciku, Tuhanpun malah murka padaku. Dimana letak keadilan Tuhan ???? Iblis menggungat !!!!.
Wahai Manusia, aku sama sepertimu, aku tak mungkin bisa bergerak tanpa kuasa Tuhan, ketika aku menggodamu, Tuhanlah yang menggerakan tubuhku untuk melakukan itu. Jadi kau jangan membenci aku, tapi bencilah orang yang menggerakanku !
Nah, dalam buku inilah semuanya diekplorasi. Namun saya mengingatkan agar hati-hati dalam membacanya, karena bisa menggelincirkan fikiran kita sendiri.
Berikut kutipannya :
Kau bilang Adam berdosa gara-gara hasutanku? Kalau begitu, atas hasutan siapa aku melakukan dosa? Aku sebenarnya melakukan apa yang Dia perintahkan, dan aku sepenuhnya patuh pada keinginan Allah. Mau bagaimana lagi? Tak ada ruang yang luput dari kuasa-Nya. Aku bukanlah tuan bagi keinginanku sendiri.
Aku menyembah Allah selama 700 ribu tahun! Tak ada tempat tersisa di langit dan bumi di mana aku tak menyembah-Nya. Setiap hari aku berkata pada-Nya, “Ya Allah, anak keturunan Adam menolak-Mu, namun Engkau tetap bermurah hati dan meninggikan mereka. Tapi aku, yang mencintai dan memuja-Mu dengan pemujaan yang benar, Engkau buat menjadi hina dan buruk rupa.”
Lihatlah segala penderitaan dan kesengsaraan yang telah ditimpakan-Nya atas dunia ini. Lihatlah betapa Monster itu melakukan semuanya hanya untuk menghibur diri! Jika ada yang terlihat murni, dibuat-Nya ternoda! Jika ada yang manis, Dia buat masam! Jika ada yang bernilai, dibuat-Nya jadi sampah! Dia tak lebih dari sekadar Badut dan Pesulap Murahan, Pembohong Gila! Dan kegilaan-Nya masih terus membuatku lebih gila lagi!
The Madness of God menjadikan ketergelinciran Iblis, dan dakwaannya kepada Tuhan karena telah “menyesatkannya”, sebagai landasan bagi pertanyaan-pertanyaan mengenai kemungkinan kehendak-bebas di hadapan kemahakuasaan Tuhan. Pertanyaan yang berulang kali diajukan adalah: jika Tuhan Mahakuasa, dan tiada sesuatu pun yang dapat terjadi di luar kehendak-Nya, maka bagaimana mungkin makhluk dapat disalahkan karena dosa-dosanya?
Oke kawan2, Silahkan anda beli bukunya dan baca,,,,, luar biasa !
0 komentar:
Posting Komentar