Semenjak kau pergi, hati ini kosong seperti ruang tanpa bidang, datar dan hampa. Semenjak kau pergi, jiwa ini menjadi kering seperti dedaunan dimasa kemarau. Semenjak kau pergi, raga ini menjadi seperti tak bernyawa. Aku berjalan tanpa tau kemana arah, aku melihat tanpa tau apa yang dipandang, aku mendengar tanpa tau apa yang sedang diperbincangkan
Irwan Septiana
Irwan Septiana
Aku membaca surat ini tergelak dilantai dibawah kasur Irwan yang saat itu telah membujur kaku menjadi raga tak bernyawa. Disampingnya sebuah laptop menyala dengan aplikasi yang baru pertama kalinya kulihat. Perhatian ku kini menjadi kabur antara shok melihat Irwan mati mendadak, dan layer laptop miliknya yang menampilkan aplikasi yang menurutku aneh. Setelah ku amati, kulihat tulisan kecil diatas menu “setting” tepat ujung kanan atas menu bar, “Nevan – Aplication Program for Kill” .
Sehari setelah jenazah Irwan di semayamkan, sengaja aku searching google dengan mengetikan keywoard nevan, namun tak ada satupun list yang keluar. Aku masuk jaringan intranet Yulidiya Campus pada kotak pencarian e-news, dan kudapati satu list yang menggambarkan “Nevan” – This program arrange for kill.
Ternyata, kini untuk bunuh diri ada cara yang lebih canggih, tak perlu obat pembius, tak perlu gantung diri, tak perlu menyayat nadi. Kita tinggal duduk manis didepan laptop, jalankan program Nevan, saat kita mengikuti intruksi-intruksi yang keluar, pada akhir petualangan, kita dihadapakan pada dua pilihan, “Are you sure going to kill myself? “ lalu ada dua tombol “Yes” dan “No”, pada saat menekan tombol “Yes” maka server yang sengaja ditempatkan di ruang khusus oleh vendor Nevan akan mengirim sinyal pembunuh pada pembuluh otak kita. Luar biasa… Dan itulah yang dilakukan Irwan Septian, sahabatku yang menderita ditinggalkan oleh kekasih tercintanya.
Ikmal Maulana
0 komentar:
Posting Komentar