Berawal dari ruang kosong putih tanpa bercak – kita hadir diruang bumi mengisi kapling kehidupan sesuai kadar kepantasan. Ruang-ruang kosong yang ada menjelma menjadi sebongkah keinginan yang berhak diterjemahkan kedalam harapan apapun, mimpi apapun, dan khayalan apapun. Maka, sedari kecil kita tak pernah belajar untuk mengungkap keinginan, ia selalu hadir menyelimuti kekosongan-kekosongan dan serpihan ketidaksempurnaan. Selalu ada hasrat untuk mengisinya, selalu ada upaya untuk menyempurnakannya. Itulah hidup, sebatas kita menginginkan sesuatu yang tak pernah memberi batas kepuasan. Kala kita mengira wujud dari suatu keinginan akan membatasi kepuasan, pada saat yang bersamaan ketika keinginan itu sudar tergapai, hadir keinginan lain untuk memberi kepuasan lain.
Sejauh kita melangkah, semakin panjang jalan yang dipijak, semakin lama kita merambati waktu melintasi masa, semakin jauh pula kita menghadirkan keinginan-keinginan – sekedar mengisi ruang kosong, sekedar memenuhi hasrat untuk menyempurnakan. Itulah hidup, tak pernah usai dengan berakhirnya keinginan.
Berawal dari ruang kosong tanpa bercak – Kita hadir diruang bumi mengisi kapling kehidupan sesuai kadar kepantasan. Maka, pantaskah keinginan yang kita buat ! Maka, pantaskan kepuasan yang kita inginkan !
Aku ingin …………….
Aku ingin …………….
Aku ingin …………….
Isilah titik-titik itu, maka akan ada titik-titik lain yang ingin kau isi !
Karawang, 15 Okt 2009
Ikmal Maulana
Sejauh kita melangkah, semakin panjang jalan yang dipijak, semakin lama kita merambati waktu melintasi masa, semakin jauh pula kita menghadirkan keinginan-keinginan – sekedar mengisi ruang kosong, sekedar memenuhi hasrat untuk menyempurnakan. Itulah hidup, tak pernah usai dengan berakhirnya keinginan.
Berawal dari ruang kosong tanpa bercak – Kita hadir diruang bumi mengisi kapling kehidupan sesuai kadar kepantasan. Maka, pantaskah keinginan yang kita buat ! Maka, pantaskan kepuasan yang kita inginkan !
Aku ingin …………….
Aku ingin …………….
Aku ingin …………….
Isilah titik-titik itu, maka akan ada titik-titik lain yang ingin kau isi !
Karawang, 15 Okt 2009
Ikmal Maulana
0 komentar:
Posting Komentar